Menanggapi Pernyataan KH Maman Imanulhaq yang Menyamakan Semua Agama - ShareIslam
News Update
Loading...

Thursday 13 July 2017

Menanggapi Pernyataan KH Maman Imanulhaq yang Menyamakan Semua Agama


Kaget juga ketika saya mendengar dan melihat sebuah cuplikan video yang disampaikan oleh seorang kiai, yang berinisial KH. M-I-A.
Dalam ceramahnya di sebuah tv swasta nasional itu, beliau mengatakan:

"Agama itu akan dilihat dari apa yang kita kerjakan. Jangan lihat apa agamamu, tapi lihat apa yang dikerjakan temanmu pada kita. Orang yang jujur, orang yang shalih, punya solidaritas sosial, punya dedikasi, punya loyalitas, apapun agamanya, dia pasti mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah Subhaanahu wa Ta'ala".


Tanggapan:

1. Ada kontradiksi, ketika beliau mengatakan:

"orang yang shalih..."

setelah itu mengatakan:

"apapun agamanya".

Pertanyaan saya:
"Bisa tidak seseorang dikatakan shalih, kalau dia tidak memeluk agama Islam?".

Jawabannya:
tentu tidak bisa.

Pernahkan kita mendengar ungkapan:
"Seorang Nasrani yang shalih. Seorang Yahudi yang shalih. Seorang Majusi yang shalih".

Tentu tidak pernah. Karena shalih itu hanya untuk muslim saja.

2. Nampak sekali beliau hanya memperhatikan aspek-aspek sosial saja.
Tidak memperhatikan aspek keimanan.
Orang dianggap baik, jika dia sudah bisa jujur, punya solidaritas, punya loyalitas, punya dedikasi.

Kalau hanya dengan itu saja orang dianggap baik, maka kita tidak butuh yang namanya agama.
Kenapa?
Karena sifat-sifat itu bisa dimiliki oleh siapa saja, tanpa harus menunggu belajar agama.

Orang yang "fitrahnya" baikpun akan melakukan hal tersebut. Tanpa harus belajar agama.

Saya belajar agama Islam secara intensif, sejak kelas 2 SMA.

Tapi sebelum itu, saya sudah tahu jika jujur, punya jiwa solidaritas, punya dedikasi dan punya loyalitas, adalah hal-hal baik yang bisa kita lakukan di tengah masyarakat.

Semua orang sudah mengerti tentang hal itu.

Tentu, harus dikecualikan orang-orang gila atau tidak waras.
Karena mereka tidak akan faham dengan makna kejujuran dan 3 hal lain tersebut di atas.

3. Dari yang disampaikan, nampak sekali jika beliau ini menganggap semua agama itu sama.
Yang penting adalah kita bisa berbuat baik dengan sesama manusia.

Ini tidak benar.

Mengapa?

Karena manusia itu pada dasarnya diciptakan untuk ibadah.
Agar kita bisa menjadi hamba yang baik, ( karena banyak melakukan ibadah), maka kita harus mengembalikan dan menyesuaikan apa yang kita kerjakan ini, kepada apa yang diperintahkan kepada kita.

Kita menjadi orang jujur. Kenapa?
Karena Allah memerintahkan hal itu.

Kita menjadi orang yang berjiwa solidaritas tinggi.
Kenapa?
Karena Allah memerintahkan hal itu.

Kita menjadi orang yang punya loyalitas tinggi. Kenapa?
Karena Allah memerintahkan hal itu.

Kita menjadi orang yang berdedikasi tinggi. Kenapa?
Karena Allah memerintahkan hal itu.

Tentu, banyak sekali dalil yang menjelaskan atau memerintahkan keempat hal tersebut.

Kita mengerjakan kebaikan karena itu adalah bagian dari perintah. Dengan begitu kita dianggap oleh Allah sebagai hamba yang baik.

Kalau ada orang yang namanya A, meninggalkan minuman keras karena memang dia tidak suka minum minuman keras, maka dia tidak mendapatkan pahala apapun, meskipun dia meninggalkan sesuatu yang dilarang.
Kenapa? Karena dia meninggalkan sesuatu itu karena memang pada dasarnya sudah tidak suka.
Ada larangan atau tidak ada larangan, dia akan meninggalkannya.

Berbeda dengan B, dia suka minum minuman keras. Tapi minuman itu dia tinggalkan, karena ada larangan dari Allah. Dia meninggalkannya karena semata-mata ingin melakukan ketaatan kepada Allah. Maka dia mendapatkan pahala, karena ketaatan yang dilakukannya.

4. Ada banyak dalil, yang menunjukkan bahwa hanya Islam inilah agama yang benar di sisi Allah.
Diantaranya:
1. QS. Ali Imran: 19
2. QS. Ali Imran: 85
3. QS. Ali Imran: 86
4. QS. Al Maidah: 3
5. QS. Al Furqan: 23

6. Dan Ayat-Ayat lainnya

7. Sabda Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

"Demi (Allah) yang jiwa Muhammad di tanganNya, tidaklah seorangpun dari umat ini -baik Yahudi atau Nashrani- mendengar tentang aku, kemudian dia mati dan tidak beriman kepada apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penduduk neraka".
(HR. Muslim, dari Abu Hurairah).

8. Dan Hadits-hadits yang lain.

5. Apa yang saya tulis ini bukan berarti saya menyalahkan-nyalahkan dan tidak menghormati pemeluk agama yang lain.

Tidak.
Tidak sama sekali.

Saya anak lulusan SMA.
Banyak teman sekolah saya yang beragama lain.

Saya tahu, bagaimana saya harus mengekspresikan nilai-nilai tauhid atau akidah yang saya yakini, dan bagaimana saya harus menghormati teman-teman pemeluk agama yang lain.

Prinsipnya adalah:
"Bagimu agamamu, bagiku agamaku"

Silakan anda beribadah menurut keyakinan anda.
Saya akan hormati anda.
Saya tidak akan ganggu anda.

Tapi saya tidak bisa terima, jika agama saya dianggap sama dengan agama yang anda yakini.

7. Tauhid adalah pelajaran yang sangat penting. Belajarlah materi tauhid atau akidah dengan baik. Jangan pernah bosan. Dengan belajar tauhid, kita akan tahu dengan yakin, bahwa apa yang disampaikan pak Kiai M-I-A dalam potongan video tersebut tidaklah benar.

✍ Ujang Pramudhiarto, Lc, M.Pd.I

Share with your friends

1 comment

Thursday 13 July 2017

Menanggapi Pernyataan KH Maman Imanulhaq yang Menyamakan Semua Agama


Kaget juga ketika saya mendengar dan melihat sebuah cuplikan video yang disampaikan oleh seorang kiai, yang berinisial KH. M-I-A.
Dalam ceramahnya di sebuah tv swasta nasional itu, beliau mengatakan:

"Agama itu akan dilihat dari apa yang kita kerjakan. Jangan lihat apa agamamu, tapi lihat apa yang dikerjakan temanmu pada kita. Orang yang jujur, orang yang shalih, punya solidaritas sosial, punya dedikasi, punya loyalitas, apapun agamanya, dia pasti mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah Subhaanahu wa Ta'ala".


Tanggapan:

1. Ada kontradiksi, ketika beliau mengatakan:

"orang yang shalih..."

setelah itu mengatakan:

"apapun agamanya".

Pertanyaan saya:
"Bisa tidak seseorang dikatakan shalih, kalau dia tidak memeluk agama Islam?".

Jawabannya:
tentu tidak bisa.

Pernahkan kita mendengar ungkapan:
"Seorang Nasrani yang shalih. Seorang Yahudi yang shalih. Seorang Majusi yang shalih".

Tentu tidak pernah. Karena shalih itu hanya untuk muslim saja.

2. Nampak sekali beliau hanya memperhatikan aspek-aspek sosial saja.
Tidak memperhatikan aspek keimanan.
Orang dianggap baik, jika dia sudah bisa jujur, punya solidaritas, punya loyalitas, punya dedikasi.

Kalau hanya dengan itu saja orang dianggap baik, maka kita tidak butuh yang namanya agama.
Kenapa?
Karena sifat-sifat itu bisa dimiliki oleh siapa saja, tanpa harus menunggu belajar agama.

Orang yang "fitrahnya" baikpun akan melakukan hal tersebut. Tanpa harus belajar agama.

Saya belajar agama Islam secara intensif, sejak kelas 2 SMA.

Tapi sebelum itu, saya sudah tahu jika jujur, punya jiwa solidaritas, punya dedikasi dan punya loyalitas, adalah hal-hal baik yang bisa kita lakukan di tengah masyarakat.

Semua orang sudah mengerti tentang hal itu.

Tentu, harus dikecualikan orang-orang gila atau tidak waras.
Karena mereka tidak akan faham dengan makna kejujuran dan 3 hal lain tersebut di atas.

3. Dari yang disampaikan, nampak sekali jika beliau ini menganggap semua agama itu sama.
Yang penting adalah kita bisa berbuat baik dengan sesama manusia.

Ini tidak benar.

Mengapa?

Karena manusia itu pada dasarnya diciptakan untuk ibadah.
Agar kita bisa menjadi hamba yang baik, ( karena banyak melakukan ibadah), maka kita harus mengembalikan dan menyesuaikan apa yang kita kerjakan ini, kepada apa yang diperintahkan kepada kita.

Kita menjadi orang jujur. Kenapa?
Karena Allah memerintahkan hal itu.

Kita menjadi orang yang berjiwa solidaritas tinggi.
Kenapa?
Karena Allah memerintahkan hal itu.

Kita menjadi orang yang punya loyalitas tinggi. Kenapa?
Karena Allah memerintahkan hal itu.

Kita menjadi orang yang berdedikasi tinggi. Kenapa?
Karena Allah memerintahkan hal itu.

Tentu, banyak sekali dalil yang menjelaskan atau memerintahkan keempat hal tersebut.

Kita mengerjakan kebaikan karena itu adalah bagian dari perintah. Dengan begitu kita dianggap oleh Allah sebagai hamba yang baik.

Kalau ada orang yang namanya A, meninggalkan minuman keras karena memang dia tidak suka minum minuman keras, maka dia tidak mendapatkan pahala apapun, meskipun dia meninggalkan sesuatu yang dilarang.
Kenapa? Karena dia meninggalkan sesuatu itu karena memang pada dasarnya sudah tidak suka.
Ada larangan atau tidak ada larangan, dia akan meninggalkannya.

Berbeda dengan B, dia suka minum minuman keras. Tapi minuman itu dia tinggalkan, karena ada larangan dari Allah. Dia meninggalkannya karena semata-mata ingin melakukan ketaatan kepada Allah. Maka dia mendapatkan pahala, karena ketaatan yang dilakukannya.

4. Ada banyak dalil, yang menunjukkan bahwa hanya Islam inilah agama yang benar di sisi Allah.
Diantaranya:
1. QS. Ali Imran: 19
2. QS. Ali Imran: 85
3. QS. Ali Imran: 86
4. QS. Al Maidah: 3
5. QS. Al Furqan: 23

6. Dan Ayat-Ayat lainnya

7. Sabda Rasulullah Shallahu Alaihi wa Sallam:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

"Demi (Allah) yang jiwa Muhammad di tanganNya, tidaklah seorangpun dari umat ini -baik Yahudi atau Nashrani- mendengar tentang aku, kemudian dia mati dan tidak beriman kepada apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penduduk neraka".
(HR. Muslim, dari Abu Hurairah).

8. Dan Hadits-hadits yang lain.

5. Apa yang saya tulis ini bukan berarti saya menyalahkan-nyalahkan dan tidak menghormati pemeluk agama yang lain.

Tidak.
Tidak sama sekali.

Saya anak lulusan SMA.
Banyak teman sekolah saya yang beragama lain.

Saya tahu, bagaimana saya harus mengekspresikan nilai-nilai tauhid atau akidah yang saya yakini, dan bagaimana saya harus menghormati teman-teman pemeluk agama yang lain.

Prinsipnya adalah:
"Bagimu agamamu, bagiku agamaku"

Silakan anda beribadah menurut keyakinan anda.
Saya akan hormati anda.
Saya tidak akan ganggu anda.

Tapi saya tidak bisa terima, jika agama saya dianggap sama dengan agama yang anda yakini.

7. Tauhid adalah pelajaran yang sangat penting. Belajarlah materi tauhid atau akidah dengan baik. Jangan pernah bosan. Dengan belajar tauhid, kita akan tahu dengan yakin, bahwa apa yang disampaikan pak Kiai M-I-A dalam potongan video tersebut tidaklah benar.

✍ Ujang Pramudhiarto, Lc, M.Pd.I

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

1 comment:

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done